WWW.ZOYAPKR.COM- AGEN JUDI ONLINE PENGHASIL UANG TERBAIK DAN TERPERCAYA DI ASIA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI Minimal Deposit Rp. 20.000 | Cs Yang Ramah & Inspiratif Siap membantu 24 Jam | Proses Depo & WD Dengan Mudah Tanpa Ribet dan Tercepat - Contact WW.ZOYA99.COM | BBM:D8B82A86|Whatsapp: +85515370075

Thursday, September 14, 2017

Beberapa Film Dokumenter Prostitusi Terkenal



Prostitusi - Bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, dunia prostitusi memberi secercah harapan untuk menggali materi bagi mereka yang berkeahlian minim di tengah dunia yang kian mencekik ini. Sedang di sisi lain dunia prostitusi juga merupakan sisi gelap dunia dengan segala keburukannya sekaligus bukti bahwa masyarakat dunia masih menyimpan borok yang cukup besar.

Dunia prostitusi juga selalu mengundang rasa penasaran bagi mereka yang haus akan hasrat dunia serta angan-angan liar dari sifat paling primitif manusia. Rasa haus ini membuat banyak cerita, novel hingga film tentang dunia prostitusi dibuat. Namun dengan banyaknya bumbu drama yang dimasukan kadang kita jadi susah untuk melihat sisi nyata dari dunia prostitusi yang sebenarnya.

Hanya sedikit orang yang benar-benar berani untuk memotret realita dunia ini secara sederhana dan jujur. Benerapa orang tersebut diantaranya adalah orang-orang yang berani membuat film dokumenter tentang prostitusi yang tidak terlalu mendramatisir dan tetap menyuguhkan realita yang sebenarnya. Hal inilah yang kali ini akan dibahas. Langsung saja disimak.


Bangkok Girl


Sudah menjadi rahasia umum jika kota Bangkok merupakan surganya prostitusi di wilayah Asia Tenggara. Di kota yang berjuluk The Sins City of South East Asian ini, segala macam jenis prostitusi bisa di temukan. Mulai dari PSK hingga waria semuanya tersedia bagi mereka yang bersedia membayar.

Hal inilah yang coba "dipotret” oleh sutradara asal Inggris, Jordan Clark dalam film dokumenternya yang berjudul Bangkok Girl. Dengan gaya Footage Cam, Jordan mencoba mengangangkat tema wisata Sex di Bangkok dengan gaya yang sederhana namun tetap mengena.

Dengan hanya buget sebesar 10 ribu dollar ia menghabiskan waktu selama beberapa bulan di Ibukota Thailand ini. Film berdurasi sekitar 43 menit ini sendiri berfokus pada kisah “Pla” seorang gadis bar berusia 19 yang begitu memahami seluk beluk kotanya.

Dalam film ini di kupas habis kisah hidup Pla mulai dari awal ia bekerja di bar saat usianya masih sangat muda yaitu 13 tahun dan bagaimana pula realitas kehidupan PSK disana. Point penting lain dari film ini adalah ditonjolkanya sisi humanis dari para PSK Bangkok, serta peran para Ekspatriat dan Turis asal barat dalam mendorong bisnis Prostitusi di Thailand, khususnya Bangkok.




Whores’Glory merupakan film dokumenter karya sutradara Michael Glawogger yang berfokus untuk mendokumentasikan kegiatan pelacuran di lokalisasi. Tak hanya di satu lokalisasi saja Glawogger, yang ingin menggambarkan hiruk pikuk prostitusi dari berbagai budaya memutuskan untuk mengambil gambar di tiga negara yang berbeda yaitu Thailand, Bangladesh dan Mexico. Tiap lokasi yang berbeda ini kemudian Glawogger, bagi dalam tiga bagian yang di suguhkan secara terpisah dalam filmnya.

Bab pertama bercerita tentang rumah bordil bernama Fish Thank (Aquarium Ikan) yang ada di kota Bangkok, Thailand, dengan para pelacur yang di jajakan secara terbuaka dalam ruangan berdinding kaca.

Bab ke dua beralih ke salah satu kota penuh dosa di Bangladesh, dimana terdapat sebuah rumah bordil bernama City of Joy. Dimana di dalamnya terdapat tak kurang dari 600 hingga 800 PSK dari berbagai usia bagi para hidung belang disana. PSK di Bangladesh biasanya juga bisa beralih tempat bordil jika ada mucikari yang mau membayar mahal untuk kepindahan mereka.

Bab ketiga sendiri diambil di sebuah kota bernama Reynosa, Meksiko yang terletak di dekat perbatasan dengan Texas Amerika. Selain tentang prostitusi bab ketiga ini juga membahas tentang celah dari Area Legal di perbatasan Amerika-Meksiko yang akhirnya justru di jadikan lahan untuk membukan rumah bordil yang bebas pajak.

Hal ini mengakibatkan rumah bordil di Reynosa nyaris kebal terhadap hukum dan membuat kehidupan PSK di tempat ini sangat rawan terhadap kasus kekerasan. keotentikan film ini sendiri telah membuat Whores’Glory memeroleh berbagai macam penghargaan diantaranya pada venice Film festival 2011, dan “sterreichischer Filmpreis (Austrian Film Awards) 2011" untuk kategori documenter terbaik dan sinematografi terbaik.


School Girl For Sale



School Girl For Sale atau dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti “Gadis Sekolah Yang Dijual,” merupakan sebuah Film Dokumenter buatan seorang Wartawan asal Brooklyn, bernama Simon Ostrovsky, yang bekerja di Channel berita Vice.

Lewat dokumentasi pendeknya Simon coba membuka tabir prostitusi terselubung yang di kemas dalam bungkusan kafe untuk ngobol yang keseluruhan pegawainya merupakan anak SMA. Keberadaan kafe seperti ini saja sudah menunjukan bahwa Jepang merupakan tempat yang kurang ramah bagi anak SMA khususnya yang wanita.

Dalam film pendek ini Simon menunjukan bagaimana sistem Josie Kosei yang semula merupakan adat berubah menjadi ajang prostitusi anak di bawah umur yang di bungkus secara rapi. Di film ini terdapat pula wawancara dengan seorang mantan Josei Kosei yang telah merasakan bagaimana kejamnya dunia prostitusi yang berada di bawah kekuasan Yakuza.

Ia mengaku banyak gadis seumuranya yang tergiur menjadi JK singkatan dari Josei Kosei karena ingin mendapatkan uang extra dengan cara yang cepat. Menurutnya ada yang bisa keluar dari bisnis ini setelah beberapa lama namun banyak pula yang akhirnya terjebak dalam dunia prostitusi dan bekerja di bar-bar maupun soapland.

Dokementer singkat yang juga di tayangkan di Youtube ini begitu populer karena telah di tonton lebih dari 7 juta kali. Hal ini di dasari oleh banyaknya orang yang tertarik dengan budaya Jepang termasuk sisi tergelapnya sekalipun.


Baca Juga :
Beberapa Aktris Hollywood yang Rela Telanjang Dalam Film

0 comments:

Post a Comment